Skip to content

Penerapan struktur iklan yang tidak tepat

Updated: at 13.00 (3 min read)

Setiap kali melakukan sesi audit iklan bersama brand ataupun advertiser, aku memperhatikan sebuah pola kesalahan yang mirip yaitu mereka baik advertiser dan brand kebanyakan tidak menerapkan struktur iklan dan creative ads yang tepat.

Dan tentu tidak heran jika hal tersebut membuat iklan mereka jadi tidak perform.

Disini aku bakal membahas bagaimana cara menerapkan struktur iklan yang tepat, sehingga kampanye iklan yang kamu buat bisa menyasar ke audiens yang tepat. Tapi sebelum itu kita bakal membahas terlebih dahulu tentang Customer Journey

Table of Content

Apa itu Customer Journey

The difference between good and great marketing lies not in what you sell, but in how deeply you understand your customer’s journey. Every step, every interaction, and every moment matters.

Sebelumnya aku sudah pernah membahas tentang Customer Journey, untuk lebih detail kamu bisa lihat disana.

Tapi singkatnya customer journey adalah sebuah proses yang terjadi sejak pengguna melihat iklan kamu pertama kali hingga mereka akhirnya memutuskan untuk melakukan pembelian.

Nah berdasarkan pengertian tersebut, menurut kamu mungkin tidak jika ketika kamu pertama kali melihat iklan dari brand yang tidak kamu kenal sebelumnya, kamu akan langsung membeli produk mereka saat itu juga?

Jawabannya tidak mungkin..

Alasannya karena langkah yang mungkin pertama kali kamu lakukan yaitu mengecek akun sosial medianya terlebih dahulu.

Kamu akan mencoba menggali informasi tentang brand dan kegunaan dari produk brand tersebut, hingga akhirnya kamu yakin untuk melakukan pembelian.

Apa itu Sales Funnel

Secara sederhana, Sales Funnel adalah proses yang kamu jalankan melalui strategi untuk membantu kamu memetakan customer journey, dari pertama kali mereka menemukan brand-mu hingga mereka melakukan pembelian—dan lebih jauh lagi, menjadi pelanggan setia.

TOFU: Where the story begin

TOFU merupakan momen di mana brand kamu pertama kali “menyapa” calon customer. Fokusnya bukan jualan, tapi tentang membangun koneksi pertama yang berkesan dengan calon pelanggan.

MOFU: Building Deeper Connection

MOFU merupakan fase krusial di mana ketertarikan awal harus ditransformasi menjadi bentuk aksi yang lebih dalam. Pada tahap ini buat mereka merasa bahwa setiap engagement dengan brand kamu adalah investasi waktu yang worthwhile.

BOFU: Sealing the Deal

momen di mana nurturing dan relationship building yang telah Anda lakukan harus converted menjadi action. Di tahap ini, hard-selling bukanlah jawaban. Instead, focus pada removing friction dan providing reassurance.

Setelah memahami tentang tofu, mofu, bofu saatnya kita masuk ke pembahasan tentang struktur iklan.

Struktur iklan yang tidak tepat

Setiap kali melakukan audit iklan dari brand dan advertiser, aku sering melihat adanya kesalahan yang sering sekali dilakukan. Yaitu struktur iklan yang tidak tepat. Hal tersebut terjadi karena mostly dari pihak yang aku audit belum begitu memahami tentang Customer Journey dan Sales Funnel.

Berikut adalah contoh struktur iklan yang kurang tepat Struktur yang kurang tepat

Pada gambar diatas, objective campaign yang digunakan adalah purchase sedangkan audiens yang digunakan adalah interest & lookalike, yang mana ini kurang tepat karena audiens interest & lookalike merupakan audiens TOFU. Tentu jika objective purchase yang digunakan tidak akan menjadi maksimal.

Struktur iklan yang tepat yaitu dengan memanfaatkan sales funnel dan menyesuaikan audiensnya, seperti gambar dibawah:

Struktur iklan yang tepat

Creative Ads tidak sesuai dengan Funnel

Kesalahan yang kedua adalah creative ads yang digunakan tidak cocok dengan funnel yang digunakan, salah satunya contohnya adalah dengan menggunakan penawaran diskon padahal audiensnya juga baru kenal.

Creative ads yang tepat yaitu menyesuaikan dengan Sales Funnel dan Audiensnya Creative ads yang tepat


Next Post
Memahami Customer: Deep Dive into Customer Journey